Friday, June 11, 2010

Reframing Kuliah Agama

Dalam semester genap 2009 ini, alhamdulillah aku mendapatkan amanah untuk memberikan kuliah Pendidikan Agama Islam di STIE BPD Jateng. Sebuah amanah yang mulia untuk ditunaikan sebagai kontribusi dan inspirasi bagi terciptanya anak muda yang excellent.

Inilah pertimbangan utama saat aku menerima amanah mengajar bagi mahasiswa semester satu ini. Ketika menerima pedoman “Garis-garis Besar Program Pengajaran” untuk mata kuliah Agama Islam ini aku pun menerima dengan penuh semangat. Yes! Karena aku juga pernah menyampaikan mata kuliah ini sebelumnya di Akademi Widya Buana Semarang.

Dalam menyampaikan materi kuliah inilah yang aku praktekkan ilmu NLP (neoro-linguistic pragramming) dengan memotivasi dan sekaligus menginspirasi para mahasiswa untuk bisa menjadi Insan Mulia. Suatu tujuan utama hidup manusia yang Allah telah tetapkan. Menjadi insan mulia berarti akan menjadi hamba Allah yang taat beribadah, menjalani kehidupan ini sebagai kholifatullah atau wakil Allah di muka bumi dengan menjalankan karir, profesi atau bisnisnya secara syar’i.

Penyampaian materi Agama Islam, kalau sekedar transfer ilmu, teori yang bersumber dari Al-Quran dan Sunah Rosul tanpa suatu kreatifitas dan metode yang inovatif, tak beda dengan dosen-dosen Agama Islam lainnya atau sekedar khotbah Jum’at para khotib yang dampaknya tidak terlalu besar bagi jiwa para mahasiswa. Mengajar hanya sekedar ritual dan kehilangan spirit, inilah frame kuliah agama yang berlangsung saat ini. Karenanya aku melakukan reframing atas kuliah agama dalam perkuliahan ini.

Reframing yang aku lakukan adalah membingkai ulang atas persepsi, metode dan teknis pengajaran Agama Islam. Reframing dengan mengubah makna dan melihat dari sudut pandang yang berbeda tentang pengajaran Agama Islam. Reframing dengan mengajarkan Agama Islam baik sebagai ritual dan sekaligus tetap menumbuhkan spiritnya, sebagai pengajaran Agama Islam dengan pengajaran secara spiritual. Dalam penyampaian kuliah agama ini aku juga lengkapi para mahasiswa untuk mengenal sumber daya (resource) yang dimiliki sebagai manusia yakni sensory modality berupa visual (indra penglihat), auditory (indra pendengar), kinestetic (indra perasa), olfactory (indra pencium) dan gustavtory (indra pengecap). Sensory modality inilah yang perlu untuk terus dikembangkan dan dioptimalkan pemanfaatannya!

Mereka para mahasiswa juga aku ajak untuk melakukan relaksasi, setting goal untuk masa depannya agar menjadi manusia-manusia berhasil, sukses dan bahagia dunia akhirat. Mereka adalah anak-anak muda yang memiliki potensi besar untuk berkontribusi terhadap masyarakatnya, bermanfaat bagi ummat untuk membangun dan memperbaiki bangsa Indonesia.

Pengajaran ini sebagaimana umumnya juga tetap diberi tambahan tugas mengerjakan papper, presentasi ke depan. Pada akhir perkuliahan aku berikan tambahan training sehari SQ For Excellence, sebagaimana yang aku berikan di berbagai pertrainingan. Mereka pun terinspirasi untuk memiliki mativasi dan semangat tinggi dalam menyelesaikan kuliahnya dan berani menetapkan ultimate goal untuk menjadi pengusaha yang sukses dan memiliki spiritual yang tinggi.

Mahasiswa dalam kelas kuliahku seluruhnya ada 41 mahasiswa dari Kota Semarang dan berbagai Kabupaten di sekitarnya. Semoga apa yang aku lakukan ini bisa benar-benar membantu dan menginspirasi mereka untuk bisa mencapai puncak kesuksesannya (Pick Performance). Amin!*** (16 Desember 2009; 08.53)

No comments: