Monday, July 7, 2008

To Practicing NLP

Setelah mengikuti NLP Practitioner Couching, muncul keinginan untuk terus mempelajari, mengkaji dan coba menerapkan NLP dalam kehidupan sehari-hari. Mempelajari dan mengkaji NLP sebagai sains akan memberikan pemahaman tentang NLP itu sendiri dan bagaimana penerapannnya dalam kehidupan keseharian kita. Tentunya penerapan ini masih sebatas latihan-latihan untuk memberikan pengalaman bagi pemrograman subconsious mind.

Buku "Terapi NLP, Menciptakan Master Komunikasi yang Komunikatif" karya DR Ibrahim Elfiky, aku coba baca sampai selesai dalam seminggu terakhir ini. Dari buku ini, aku dapatkan sedikit wawasan tentang NLP sebagai cara untuk bisa memahami orang lain yang memiliki keunikan, anak, istri (pasangan), saudara, teman sekantor atau teman berbagai aktivitas. Bagaimana cara bicara atau berkomunikasi dengan mereka yang masing-masing memiliki keunikan itu, kita harus mengerti sistem representasinya, apakah seorang yang cenderung visual (V), auditori (A) atau kinestetis (K)?.

Strategi membangun hubungan keselarasan (rapport) dalam berkomunikasi diuraikan dalam buku ini dengan melalui tahapan matching (menyesuaikan), pacing (melangkah) dan leading (memimpin). Keselarasan dalam berkomunikasi merupakan aspek yang sangat penting. Dengan melakukan matching, pacing dan leading memungkinkan kita untuk memperhatikan kawan komunikasi kita dengan menerima, menghargai dan memberikan pengakuan padanya. Kita bisa menciptakan rasa saling percaya dan saling menghormati, sehingga terbangun keselarasan dalam komunikasi yang kita lakukan.

Pada buku ini juga diuraikan tentang "meta model", yang bisa digunakan untuk berkomunikasi dengan orang lain, yang bertujuan untuk memperoleh informasi dengan menciptakan hubungan antara seseorang dengan pengalaman masa lalunya. Uraian tentang meta model ini mencakup pemilahan, generalisasi dan distorsi. Penggunaan meta model akan membantu memperoleh informasi yang utuh dari seseorang sehingga kita bisa memahami, membantu dan menolongnya untuk memberikan solusi bagi permasalahannya.

Pada bagian akhir yang menurutku cukup penting dalam buku ini adalah uraian tentang strategi komunikasi handal, yaitu dengan mengikuti sepuluh langkah : (1) mau mendengarkan tanpa menyela, (2) melepaskan diri kita dari masalah, (3) memberikan empati, (4) memperhatikan dan mencocokkan sikap kita dengan representasi kawan bicara kita, (5) perlu diperjelas dan pimpin pembicaraan, (6) ungkapkan lagi masalah utama dengan kata-kata kita sendiri, (7) buat batasan masalahnya, (8) lakukan chunk-up, (9) lakukan chunk-down, (10) akhirnya kita melangkah menuju solusi atas masalah yang kita bahas.

Dan masih cukup banyak isi buku ini yang memberi pengetahuan tentang NLP. Selain buku karya Elfiky ini, beberapa makalah atau copi diskripti tentang NLP yang sempat aku dapatkan, juga coba aku kaji untuk menambah wawasan dan pengetahuanku. Sebuah buku "Understanding NLP" karya RH Wiwoho juga aku mulai baca dan cukup membantuku untuk memahami NLP secara bertahap. Disana di bahas tentang outcome, kalibrasi, predicate, anchoring, reframing dan berbagai istilah lain dalam NLP. Aku harus membacanya hingga tuntas sambil terus mencari refferensi baru tentang NLP.

Penerapan dalam kehidupan keseharian aku coba lakukan pada saat berkomunikasi dengan keluarga di rumah, dengan kawan-kawan di berbagai aktivitas, juga saat melakukan public speaking dalam berbagai kelas training, aku coba terapkan. 3 kelas terakhir yang aku coba terapkan konsep NLP ini diantaranya dalam "Spiritual Quotient Learning" di Yayasan At-Taqwa Semarang (2/7/08), dalam kuliah "Business Inspiration" untuk mahasiswa Akademi Widya Buana di Magelang (4/7/08) dan dalam materi "Ideologi Islam" pada training di FOSI 2 Semarang (5/7/08).

Belum kurasakan perkembangan yang signifikan memang, namun aku semakin percaya diri dalam berkomunikasi dalam kelas-kelas pertraininganku. Alhamdulillah!*** (7 Juli 2008, 20.50)

No comments: