Membaca buku, mengikuti training dan belajar dari pengalaman hidup akan mampu memberikan wawasan dan pembelajaran bagi kita. Leadership Program One (First), sebuah pelatihan yang diselenggarakan oleh WB Mindset sejak awal Agustus lalu, telah mengajarkan kepadaku berlatih kembali menyusun declaration of excellent (DEO) setiap minggunya. Ini merupakan suatu Action Plan mingguan dalam rangka mewujudkan impian.
Juga, dengan mendengarkan perbincangan di radio Smart FM mengenai NLP (Neuro Languistic Pragramming) yang disampaikan oleh Tomy Siamina (?) Sening malam, 20 Agustus, makin mempertajam inspirasi dalam mewujudkan impian. Tomy mengemukakan, ada perbedaan antara dream (impian) dan goal (tujuan). Jika dream merupakan cita-cita atau keinginan yang masih berupa bayang-bayang untuk suatu saat nanti, sedangkan goal merupakan tujuan yang yang lebih realistis dibarengi dengan action plan sebagai pedoman untuk mencapainya.
Dengan demikian, jika kita punya impian, perlu dijabarkan lebih detail, termasuk schedulling-nya. Nah, untuk mewujudkan impian tersebut, perlu kita susun goal dalam jangka pendek, misalnya 3 bulan, setengah tahun atau satu tahun. Action plan yang kita susun untuk mencapainya, harus benar-benar kita jalani dan setiap minggu harus kita evaluasi. Dengan cara inilah kita mampu melihat perkembangan goal yang kita tetapkan.
Dalam DEO pada LP One ini, aku tuliskan goal dalam 3 bulan ini, pertama, meningkatkan income atau pendapatan financial pribadi melalui profesiku sebagai seorang arsitek. Kedua, mendirikan yayasan Lembaga Kecerdasan Spiritual (SQ Institute). Ddan ketiga, menjadi trainer dalam suatu event yang spectakuler di tingkat Propinsi Jawa Tengah.
Action plan mengguanpun mulai aku susun yang juga langsung dievaluasi setiap SGM (Small Group Meeting) dalam LP One ini. Goal pertama dalam dua minggu ini, aku harus selesaikan Desain perencanaan kolam renang Ya Ummmi Fatimah. Dengan langkah kerja harian yaitu mengkoordinasikan kawan-kawan yang membantu penyelesaian pekerjaan ini, akhirnya ada gambaran penyelesaian proyek disain ini. Mudah-mudahan hari ini aku bisa selesaikan dengan menjilid gambar kerja, rencana kerja dan syarat-syarat teknis, perhitungan struktur. Dalam minggu ini aku target ada dana masuk dari fee/jasa perencanaan Proyek Kolam Renang ini.
Aku berpikir, dengan adanya income minggu ini, maka minggu depan aku bisa konsultasi ke Notaris untuk pembuatan Akte Yayasan (SQ Institute). Sedangkan goal ketiga, agar dalam 3 bulan ini dapat terwujud even tingkat propinsi, dimana aku bisa turun panggung, sebagai trainer, aku perlu lobby-lobby dengan mas Yudhi (Yudhi Kurniawan, SE, MM - Direktur Widya Buana Academy) atau harus menghubungi organisasi mahasiswa tingkat Jateng.
Dalam LP One ini aku juga menetapkan untuk mempelajari kepemimpinan Ary Ginanjar Agustian (Pendiri ESQ Leadership centre). Aku mulai membaca kembali untuk kedua kalinya, buku karyanya "Emotional Spiritual Quotient". Pada bagian pertama, Zero Mind Proses (Penjernihan Emosi) aku telah selesaikan pagi tadi. Zero mind proses aku pahami sebagai proses yang musti dilakukan dalam transformasi paradigma, mindset atau pola pikir. Dalam training FOSI, kami biasa lakukan proses brainstorming dalam rangka menghilangkan pandangan, prinsip dan keyakinan yang salah akan Exsistensi Tuhan dan keberagamaan peserta. Kemudian dilakukan pelurusan pandangan, prinsip dan keyakinan sebagai seorang muslim.
Namun apa yang diciptakan (sebagai kreativitas) Ari Ginanjar dan kemudian mempublikasikannya, memanage sedemikian rupa hingga berkibar bendera ESQ dan menjadi leading pertrainingan spiritual di Indonesia, merupakan prestasi yang luar biasa. Bahkan kini juga sudah merambah ke manca negara, seperti Malaysia dan Brunai darussalam. Dengan belajar dari Ari Ginanjar ini, aku punya impian untuk mengembangkan SQ Learning, sebagaimana Ari telah mewujudkan impian dengan ESQ-nya. Semoga. (21 Agustus 2007, 08.00)
Friday, August 31, 2007
Subscribe to:
Post Comments (Atom)

No comments:
Post a Comment