Mendidik Anak

Kemarin ahad 11 Nopember 2007 merupakan hari ultah pertama putri bungsuku Ummu Nurul Fatimah. Kami tidak merayakan ultahnya secara langsung dengan sebuah pesta. Sebagai bentuk rasa syukur pada Allah, kami menyelenggarakan Majlis dzikir dan maulid dengan menghadirkan jamaah Forum Silaturahim Maulud (FOSMI) yang diasuh mas Budi (KH. Drs Amin Budi Harjono) Tembalang, yang dihadiri sekitar 300 orang. Alhamdulillah acara bisa berjalan lancar sesuai yang diharapkan.

Terhadap putriku ini, aku ingin dia dapat aku bimbing untuk menjadi seorang anak yang mandiri, percaya diri, berpikir positif dan jadi orang sukses dunia - akhirat. Sukses dalam arti berbahagia, bersikap dan berpikir positif, memberikan manfaat pada orang lain dan tentu mencintai Allah serta dicintaiNya dengan makna yang sebenarnya.

Bimbingan untuk mencapai sukses itu sudah kumulai sejak bayi dan seterusnya dengan cara mensikapinya secara benar, baik dalam perilaku, ucapan maupun suara hati tergadapnya. Karena usia kanak-kanak (0 - 7 tahun) merupakan usia emas (golden age) bagi pembinaan atau bimbingan seorang anak. Pendidikan dalam usia ini akan sangat mempengaruhi kehidupannya di masa-masa selanjutnya.

Dalam buku "Manage Your Mind For Success" karya Adi W Gunawan dan Ariesandi Styono dijelaskan tentang 3 fase pemrograman otak manusia yaitu:
Fase Pertama, pada usia 0 - 7 tahun, merupakan proses pemrograman paling efektif. Apapun yang dikatakan siapapun, orang tua, pendidik, entah itu benar atau salah akan diteri,a amak dan masik ke pikiran bawah sadar.
Fase Kedua, pada usia 7 - 14 tahun, merupakan proses yang juga sangat efektif. Fase ini merupakan periode model, masa dimana anak mulai belajar meniru tokoh yang dikaguminya.
Fase ketiga, pada usia 14 - 21 tahun, disebut sebagai periode sosial. Praktis merupakan kelanjutan pengembangan dari apa yang telah didapat pada 2 fase sebelumnya.
Dengan mengetahui fase pemrograman otak bagi seorang anak ini, akan membuat kita bisa menetapkan langkah-langkah jitu bagi pembinaan dan bimbingan anak kita.

Pada Jum'at malam, 2 Nopember lalu aku juga berkesempatan hadir dalam Learning Forum Trainner Club Indonesia (TCI) Semarang, yang menghadirkan salah seorang penulis buku "Manage Your Mind For Success" di atas, Ariesandi Setyono. Dia juga menelis beberapa buku lain, termasuk "Hipnoparenting" Dalam kesempatan forum itu, Arie bicara tentang Hipnosys untuk anak, perlukah??

Dari presentasi yang disampaikan selama kira-kira 1,5 jam di resto Bumbu Pawon Kampungkali Semarang itu, Arie menyampaikan perlunya mendidik anak dengan cara yang benar. Menurutnya, lingkaran setan kekeliruan pendidikan dan bimbingan pada anak oleh kedua orang tuanya, dengan pemrograman yang cenderung negatif harus dihentikan. Karena anak alan menjadi seorang yang penakit, sering khawatir dan cemas yang menghambat perkembangan psichologinya ke depan untuk mencapai sukses. Lingkaran setan kekeliruan ini harus diputus dengan meluruskan pola pikir orang tua dalam membina anak, memberikan wawasan yang benar tentang cara mendidik anak yang benar. Orang tua hendaknya tidak meniru kekeliruan dari orang tua mereka dahulu dalam mendidiknya.

Menurut Arie, mendidik anak dengan hypnosys, bukan untuk menjadikan anak kita robot atau penurut, tetapi mensugestikan rasa percaya diri dan kemandirian anak secara universal. Mendidik, membina dan membimbing anak memang dibutuhkan sebuah cara yang benar. Cara yang akan membawa keberhasilan adalah dengan melakukan pemrograman secara positif agar anak tumbuh dan berkembang secara positif pula dan kelak akan menjadi anak yang percaya diri, mandiri untuk bisa meraih kesuksesan.

Inilah yang akan aku lakukan dalam mendidik, membina dan membimbing putri tercintaku, Ummu Nurul Fatimah. Semoga Allah membimbingku dan memberi hidayah padaku dalam mendidiknya. Amin!*** (12 Nopember 2007, 09.22)